Apa Itu E-Commerce?

Saat ini, kebiasaan masyarakat berbelanja di toko fisik telah berkurang. Orang-orang sudah jarang membeli kebutuhan di toko tradisional, bahkan di toko modern. Terlebih, bagi mereka yang dilanda rutinitas pekerjaan dan kesibukan yang amat menyita waktu. Kecanggihan teknologi membuat masyarakat kini lebih berfokus pada pembelian barang berbasis internet, yang biasa disebut E-Commerce, di mana pemakaiannya semakin meningkat setiap harinya. Pengguna E-Commerce bertumbuh 24,8% di seluruh dunia pada 2017. Situs seperti Amazon mencatat pendapatan bersih sebesar $177,87 Miliar.
Secara umum, E-Commerce (Electronic Commerce) atau dalam Bahasa indonesia artinya Perdagangan Secara Elektronik merupakan aktivitas penyebaran, penjualan, pembelian dan pemasaran produk (barang & jasa), dengan memanfaatkan jaringan telekomunikasi seperti internet, televisi, atau komputer. Sederhananya, E-Commerce merupakan proses pembelian maupun penjualan produk secara elektronik. Jika Anda seorang pengusaha atau berniat mendirikan bisnis berbasis E-Commerce, Anda harus melanjutkan membaca karena artikel ini akan mengulas tentang tips berjualan di E-commerce.
6 Jenis E-Commerce

Jika Anda berpikir bahwa perdagangan online hanya terjadi antara penjual dan pembeli, Anda keliru. Sebab, di E-Commerce jenis aktivitas dibagi menjadi enam golongan, di antaranya:
1. Business To Business (B2B)

Jenis di mana perusahaan menjual produk/jasa kepada perusahaan lainnya, di mana pembeli memesan barang dalam jumlah besar. Contohnya, perusahaan yang membeli perlengkapan kantor dari produsen.
2. Business To Consumer (B2C)

Pada jenis ini, perusahaan menjual produk/jasa kepada konsumen. Umumnya, pelanggan dalam E-Commerce B2C hanya mengecer. Contoh nyatanya, jika Anda membeli barang dari toko online, maka aktivitas tersebut termasuk dalam golongan ini.
3. Consumer To Consumer (C2C)

Anda pernah menjual barang bekas ke orang lain yang membutuhkan melalui internet? Aktivitas tersebut termasuk dalam jenis E-Commerce ini. Dengan kata lain, C2C adalah transaksi antara dua orang secara online.
4. Consumer To Business (C2B)

E-Commerce C2B merupakan jenis di mana seseorang menjual produk barang atau jasa kepada perusahaan. Contohnya, seperti seorang desainer grafis yang menawarkan dan menjual desain logo buatannya kepada perusahaan. C2B adalah kebalikan dari B2C.
5. Business To Public Administration (B2A)

Jenis E-Commerce ini mirip dengan B2B, namun yang membedakan adalah pelaku yang merupakan lembaga pemerintah. Contohnya adalah jasa pembuatan website untuk sistem administrasi online.
6. Consumer To Public Administration (C2A)

Jenis E-Commerce ini berjalan seperti C2B. Namun, transaksinya dilakukan individu dan lembaga pemerintah. Umumnya, E-Commerce dengan jenis ini jarang ditemui di Indonesia, di mana jenis transaksi biasanya berbentuk jasa.
Pentingnya Penggunaan Website Pada E-Commerce

Setelah Anda mengenal jenis-jenis E-Commerce, tentunya terbersit dalam pikiran untuk mencoba memulai bisnis di E-Commerce, ataupun hanya sekedar berjualan barang secara online. Umumnya, ketika Anda terjun dalam bisnis E-Commerce, terdapat tiga sarana yang biasa digunakan untuk berjualan daring, yaitu Marketplace Online (seperti Tokopedia & Bukalapak), website sendiri dan media sosial.
Marketplace dan media sosial tentunya merupakan cara yang lebih mudah & praktis, di mana Anda hanya perlu membuat akun dan mengatur lapak sesuai keinginan. Bahkan, Anda tidak perlu mengeluarkan biaya operasional di awal. Akan tetapi, meskipun cara ini umum digunakan, adanya website yang merepresentasikan toko ataupun bisnis Anda tetap dirasa penting dilakukan. Beberapa alasannya seperti:
1. Membangun Kredibilitas Website Sebagai Katalog

Dengan website, Anda bebas menentukan desain & fitur toko online, sehingga mudah dipahami pembeli. Studi Verisign pun menunjukkan, bahwa 84% konsumen setuju penjual online yang memiliki website lebih dipercaya dibandingkan di media sosial. Oleh karena itu, Anda perlu memiliki website untuk memasarkan produk Anda, guna membantu calon pembeli untuk mengenalnya.
2. Meningkatkan Pelayanan Pembeli

Marketplace dan media sosial memang memiliki fitur chat/message yang bisa diakses kapan saja. Namun, pengelolaan pesan cenderung menjadi berantakan jika banyak orang yang ingin berkomunikasi dengan Anda. Dengan demikian, Anda perlu website yang memiliki fitur chat yang lebih terorganisir, sehingga dapat membalas chat calon pembeli dengan lebih nyaman.
3. Brand Mudah Ditemukan Melalui Mesin Pencarian

Penelitian GE Capital Retail Bank menunjukkan, 81% calon pembeli melakukan riset terlebih dulu produk dengan mesin pencarian sebelum melakukan pembelian. Selain itu, 60% calon pembeli mengunjungi situs E-Commerce sesuai produk yang dicari, sebelum akhirnya memutuskan membeli. Kompetisi bisnis di internet sangat ketat, terutama jika barang/layanan yang Anda jual juga ditawarkan pihak lain. Dengan demikian, terjadi kompetisi di mana banyak kompetitor juga pasti memperkuat brand mereka dengan memiliki website toko online.
Tips Berjualan di E-Commerce agar Dapat Berhasil

Penggunaan Website bukanlah satu-satunya hal terpenting ketika Anda memutuskan berjualan di E-Commerce. Masih terdapat poin-poin krusial terkait tips berjualan di e-commerce. Beberapa poin penting lainnya adalah sebagai berikut:
1) Mencari Informasi Terkait Tren Produk

Sebelum Anda memutuskan berjualan di E-Commerce, ada baiknya untuk mencari tahu produk terkini di masyarakat, seperti melakukan research terlebih dahulu melalui media sosial. Setelah menemukan produk yang dirasa tepat, Anda harus memiliki konsistensi untuk terus menjual produk tersebut. Coba untuk produk yang banyak diminati namun masih langka di pasaran, hal itu akan membuat produk Anda semakin laku.
2) Kenali Target Market
Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah mencari tahu target pasar dan mengenalnya dengan baik. Contoh, jika produk yang Anda jual adalah make-up, maka target marketnya adalah wanita. Namun, Anda perlu memfilter berdasarkan usia, demografi, perilaku, status ekonomi dan hal lainnya, sehingga Anda akan menjangkau orang-orang yang memang memiliki potensi untuk menjadi konsumen Anda.
3) Tentukan Harga yang Tepat

Gunakan trik marketing yang beragam untuk menganalisis strategi penetapan harga yang pas. Anda dapat melakukan teknik cross selling, yaitu strategi yang menawarkan produk berbeda dengan yang telah dibeli konsumen, sehingga total belanja akan meningkat.
Gunakan juga teknik loss-leader, yaitu menetapkan harga rendah untuk produk tertentu yang bertujuan mendorong pelanggan untuk membeli dalam jumlah lebih banyak. Usahakan untuk tetap mempertahankan kualitas produk Anda sesuai harga yang diberikan, sehingga akan memberikan rasa percaya kepada konsumen.
4) Jual Produk di Berbagai E-Commerce dengan Respon yang Cepat

Ada baiknya jika Anda menjual produk di lebih dari satu E-Commerce, guna menjangkau lebih banyak pelanggan. Pelanggan akan dengan mudah menemukan produk Anda. Selain itu, hal tersebut tentu juga dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap Anda. Terpenting, tetap utamakan pelayanan melalui respon yang cepat, agar pelanggan tidak beralih ke seller lainnya.
Setelah mengetahui tips berjualan di E-Commerce, Anda dapat mengaplikasikannya ke dalam bisnis Anda. Anda dapat membangun toko online Anda sendiri. Kontrol sepenuhnya merk dan aset Anda. Promosikanlah E-Commerce Anda dengan memanfaatkan berbagai macam strategi digital marketing dengan membuat iklan di platform-platform sosial seperti Google, Facebook, Instagram.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk perkembangan bisnis Anda.