Setelah pada part sebelumnya kita membahas tentang apa itu strategi content marketing beserta elemen yang menyertainya, maka pada part ini kita akan mengulas mengenai langkah-langkah melakukannya.
Secara garis besar, terdapat enam langkah dalam membangun strategi content marketing. Dimulai dari menentukan siapa target audiens hingga menganalisis performa konten secara rutin.
Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
6 Langkah membangun strategi content marketing yang bagus
![Panduan Membangun Strategi Content Marketing yang Kuat [PART II] strategi content marketing](https://increasink.co.id/blog/ejechoof/2022/08/Panduan-Membangun-Strategi-Content-Marketing-yang-Kuat-Part-2-1-1024x576.png)
1. Tentukan siapa target audiens & cerita yang ingin diceritakan
![Panduan Membangun Strategi Content Marketing yang Kuat [PART II] strategi content marketing](https://increasink.co.id/blog/ejechoof/2022/08/Panduan-Membangun-Strategi-Content-Marketing-yang-Kuat-Part-2-2-1024x576.png)
Ini tidak perlu ditanya lagi. Karena sudah menjadi hukum wajib dalam membuat strategi marketing. Apa pun bentuknya, termasuk dalam hal ini strategi content marketing.
Memang harus diakui kalau persona kita akan menjadi target utama marketing kita. Meski begitu, kita tidak boleh menutup mata atas keberadaan orang-orang selain mereka.
Penting bagi kita semua untuk membuat konten-konten yang dapat menarik hati calon konsumen baru. Sehingga akhirnya nanti mereka berubah menjadi customer kita, bahkan sampai di tingkatan yang loyal.
Pertama, tarik mereka secara perlahan ke ‘lingkaran yang telah diciptakan oleh brand’.
Setelah itu, berikan mereka konten-konten yang menceritakan bagaimana kita bisa membantu menyelesaikan permasalahan mereka.
Gunakan framework “masalah yang harus segera diselesaikan”
Framework ini adalah cara termudah untuk memahami kebutuhan konsumen dan menemukan alasan mengapa mereka pada akhirnya mau berhubungan dengan brand kita.
Dengan menggunakan framework ini, kita menempatkan diri kita di posisi calon konsumen untuk mengetahui masalah apa yang ingin mereka selesaikan dengan bantuan dari brand kita.
Rumusnya: Saat saya……maka saya ingin…..sehingga saya….
Contoh: Saat saya kerja, saya malah menghabiskan banyak waktu buat pekerjaan saya, makanya saya mau mencari tool yang bisa membantu manajemen waktu saya, sehingga saya bisa menghabiskan banyak waktu bersama keluarga saya.
2. Analisis performa konten-konten sebelumnya dan rancanglah target dari content marketing
![Panduan Membangun Strategi Content Marketing yang Kuat [PART II] strategi content marketing](https://increasink.co.id/blog/ejechoof/2022/08/Panduan-Membangun-Strategi-Content-Marketing-yang-Kuat-Part-2-3-1024x576.png)
Logikanya begini. Katakanlah Anda ingin membuat target besar marketing.
Untuk target bisa terealisasi dengan baik, tentu kita perlu tahu apakah itu realistis untuk dicapai atau tidak, betul?
Itulah kenapa kita perlu menganalisis performa konten-konten sebelumnya.
Dengan mengetahui pola-pola konten secara keseluruhan, kita akan lebih terbayang apa saja dan berapa banyak target marketing yang sangat mungkin untuk dikejar.
Setelah itu pun, kita akan tahu tipe, format, dan isi konten mana saja yang membantu kita mencapai target tersebut.
Dari segi manajemen waktu pun, kita akan sangat diuntungkan. Karena pada akhirnya kita mengetahui seperti apa timeline kerja pembuatan konten kita nanti.
Framework goal-setting SMART & CLEAR
Sementara kita tahu kebanyakan framework dari goal-setting adalah SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-Bound), sebenarnya pun framework CLEAR (Collaborative, Limited, Emotional, Appreciable, dan Refinable) tidak kalah pentingnya untuk digunakan.
Apa itu framework CLEAR?
Istilah ini merujuk pada bagaimana mencapai target kita ditinjau dari sisi psikologis maupun emosional, mengingat penjelasan dari masing-masing huruf pada CLEAR adalah sebagai berikut:
- Collaborative: Sejauh mana target bisa mendorong terwujudnya kerja sama tim
- Limited: Target kita harus terbatas dalam ruang lingkup dan durasi waktu tertentu
- Emotional: Sejauh mana target bisa menginspirasi dan memotivasi semua anggota tim
- Appreciable: Apakah target besar/utama bisa dipecah-pecah menjadi target dengan scope yang lebih kecil atau tidak.
- Refinable: Apakah target bisa diperbarui setiap ada hal-hal yang baru dengan kondisi-kondisi tertentu.
KPI & OKR
Jangan salah. Dalam membuat target dari content marketing pun kita perlu mengacu pada key performance indicator (KPI) dan objective and key results (OKR).
Pada dasarnya, KPI cakupannya sangat terbatas, sementara OKR jauh lebih fleksibel sesuai dengan perkiraan kondisi akun media sosial (medsos) atau situs web dalam kurun waktu tertentu.
Misal, katakanlah Anda punya target ingin meningkatkan jumlah engagement rate tiap postingan sebanyak 20%.
Jika pada KPI tulisannya seperti itu, maka pada OKR dituliskan dengan keterangan tambahan berupa untuk dalam berapa bulan dan sebagainya.
3. Buat editorial plan & content calendar berkualitas
![Panduan Membangun Strategi Content Marketing yang Kuat [PART II] strategi content marketing](https://increasink.co.id/blog/ejechoof/2022/08/Panduan-Membangun-Strategi-Content-Marketing-yang-Kuat-Part-2-4-1024x576.png)
Baik editorial plan maupun content calendar, keduanya berperan penting saat kita sedang membuat perencanaan konten untuk jangka waktu satu bulan. Apa itu editorial plan dan content calendar?
Editorial plan adalah suatu kalender dimana kita bisa langsung mengatur jadwal terbitnya konten sekaligus merancang atau membuat konten (feed & caption) sebelum pada akhirnya diberikan kepada tim desain grafis.
Sementara content calendar ialah kalender yang mengatur penempatan ide-ide konten pada tanggal-tanggal yang cocok dan dirasa bisa membantu kita memenuhi target besar marketing.
Dengan kata lain, kita membuat content calendar terlebih dahulu, baru setelah itu dilanjutkan dengan membuat editorial plan.
Kalaupun ingin urutannya dibalik, tidak jarang langkah kita dalam membuat perencanaan konten jadi kurang efektif.
Mendesain content funnel
Saat menyusun editorial plan & content calendar, pastikan ide-ide maupun konten itu sendiri ditempatkan berdasarkan tujuannya dan isinya saling mendukung satu sama lain.
Jadi, semisal ada konten A ditempatkan pada tanggal 10 Agustus, maka konten B yang dijadwalkan pada 11 Agustus haruslah berhubungan dengan konten A dari segi isinya.
Jangan terlalu melompat dan tidak berhubungan sama sekali. Karena audiens kita akan merasa bingung saat sedang melihat dua konten tersebut.
Dengan membuat content funnel, kita akan dibantu untuk membuat dan menempatkan konten secara terstruktur sesuai dengan tujuan besar marketing kita.
Bagaimana cara membuat content funnel? Kurang lebih kita bisa mengacu pada tahapan-tahapan berikut ini:
- Awareness: Tahap dimana konsumen sadar apa masalah mereka yang ingin selesaikan & apa yang saat ini mereka butuhkan.
- Consideration: Tahap dimana konsumen mulai menimbang-nimbang untuk membeli produk kita atau tidak. Pada tahap ini, kita bisa menceritakan seputar fitur atau kelebihan dari produk.
- Decision: Tahap meyakinkan konsumen secara terang-terangan untuk segera membeli produk kita.
- Retention: Tahap saat konsumen lama mau membeli lagi.
- Advocacy: Tahap akhir dalam content funnel — ditunjukkan dari konsumen yang secara sukarela menyuarakan atau ikut mempromosikan kita.
4. Kembangkan konten
![Panduan Membangun Strategi Content Marketing yang Kuat [PART II] strategi content marketing](https://increasink.co.id/blog/ejechoof/2022/08/Panduan-Membangun-Strategi-Content-Marketing-yang-Kuat-Part-2-5-1024x576.png)
Diakui atau tidak, kunci kesuksesan konten ada pada kualitasnya. Apakah tulisannya padat informasi atau tidak. Apakah tulisannya dirangkum secara unik nan mengalir atau malah sebaliknya.
Bagaimanapun juga, suatu konten bisa dicintai audiens atau pembacanya bilamana disuguhkan secara menarik dan berbeda dengan yang lainnya.
Apabila Anda sekadar menyalin ulang milik akun atau situs web lain — tanpa mengubahnya sedikit saja dengan menggunakan gaya bahasa Anda, audiens pada gilirannya akan mengetahui perbuatan tersebut dan merasa konten Anda sangat membosankan.
Dengan kata lain, yang ingin kami sampaikan adalah bahwa kualitas konten salah satunya dilihat dari seberapa otentik isinya.
Bahkan, akan lebih baik lagi jika konten memiliki informasi yang lebih kaya daripada konten referensi.
Pernah beberapa waktu lalu ada suatu kejadian, dimana dua brand di bidang bootcamp kedapatan mengupload konten dengan isi yang hampir sama persis.
Kita tidak akan membahas soal konflik di antara keduanya lebih lanjut. Melainkan, pada bagaimana tidak originalnya konten merugikan kedua belah pihak.
Yang satu merasa kurang dihargai karena usahanya langsung begitu saja diambil oleh kompetitor tanpa ada kata permisi. Satunya lagi akan kesulitan untuk mendapat kepercayaan konsumen di masa mendatang dikarenakan kontennya yang seperti itu.
Kalaupun mau menggunakan ide kompetitor, bermainlah dengan cantik. Jangan ujuk-ujuk sama semua dari kepala sampai kaki.
Lakukan repurpose content. Ini adalah suatu metode ‘mendaur ulang’ konten lain menjadi konten baru yang serasa original dan tetap mempertahankan ciri khasnya sendiri.
Kami pernah membahasnya di sini, bagaimana langkah dan cara melakukan repurpose content. Silakan cek langsung ke lapaknya.
Ragamkan format dan tipe konten juga
Oke, oke. Kita tahu betul kalau sekarang ini sedang trennya format konten reels ataupun TikTok.
Namun, bukan berarti kita selamanya menggunakan format itu terus (in case Anda bermain di platform selain TikTok). Mau bagaimanapun juga, audiens kita lama-kelamaan akan merasa bosan jika dipaparkan dengan format konten yang sama secara terus-terusan.
Itulah kenapa kita harus memikirkan soal format konten. Jangan sampai sudah buat semua konten, tapi ternyata formatnya sama saja.
Kita harus memikirkan bagaimana caranya agar format juga tipe konten variatif dalam takaran yang pas, tetapi tetap bisa menyesuaikan dengan isi konten yang sudah kita buat.
Kami sangat sarankan kepada Anda untuk membaca artikel ini. Kami sudah membahas apa saja tipe konten evergreen yang bisa Anda terapkan pada strategi content marketing.
Untuk format konten, kami ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada Anda, karena untuk saat ini kami belum ada artikelnya.
Namun demikian, kami pastikan akan langsung memberitahukan kepada Anda bilamana artikel tersebut sudah hadir pada website kami. Silakan berlangganan dengan Increasink.co.id untuk tahu update kami secara real time.
5. Promosikan konten
![Panduan Membangun Strategi Content Marketing yang Kuat [PART II] strategi content marketing](https://increasink.co.id/blog/ejechoof/2022/08/Panduan-Membangun-Strategi-Content-Marketing-yang-Kuat-Part-2-6-1024x576.png)
Pernahkah Anda mendengar cerita beberapa orang yang baru mulai coba mempublikasikan artikel atau tulisannya, tetapi mereka merasa down karena tidak ada yang membaca karya mereka?
Sekarang, bayangkan jika suatu waktu kita berada pada suatu posisi mengupload konten di situs web atau medsos tapi jumlah viewers-nya rendah.
Apa perasaannya? Kecewa? Buang-buang waktu dan tenaga saja? Padahal sudah yakin isi konten bagus dari segi bahasa maupun isinya?
Kira-kira seperti itulah gambarannya. Kita mau tidak mau harus mempromosikan konten kita agar banyak yang mau membaca.
Bagaimanapun juga, tujuan utama dari strategi content marketing memang adalah itu.
Nah, maksud ‘promosikan’ di sini bisa bermacam-macam, ya. Tidak selamanya harus menggunakan ads.
Dalam praktiknya, kita bisa menggunakan jasa influencer, melakukan guest posting, menerapkan taktik partnership marketing, dan sebagainya.
Tinggal bagaimana kita menyesuaikan bentuk promosi konten kita dengan konten yang ingin dipromosikan dan strategi content marketing secara keseluruhan.
6. Analisis performa konten secara rutin
![Panduan Membangun Strategi Content Marketing yang Kuat [PART II] strategi content marketing](https://increasink.co.id/blog/ejechoof/2022/08/Panduan-Membangun-Strategi-Content-Marketing-yang-Kuat-Part-2-7-1024x576.png)
Terakhir, analisis performa konten secara rutin, jangan cuma sesekali. Hal ini karena kita baru bisa memahami winning content and topic jika sudah sering mengamati pola kegagalan dan keberhasilan dari konten-konten di masa lalu.
Untuk melakukannya, kita tinggal menggunakan tool khusus menganalisis konten, seperti misalnya untuk situs web ada google analytics, sementara di Instagram kita bisa mengakses fitur ‘insight’ untuk melakukan analisis.
Kemudian, perhatikan konten mana saja yang berhasil mendapatkan banyak jumlah views. Mengapa konten-konten tersebut bisa menang? Apakah karena topiknya cocok dengan target audiens? Isinya bagus dan padat? Atau ada alasan lainnya?
Lakukan langkah ini dengan cermat, maka Anda akan dapatkan strategi content marketing berikutnya membawa Anda dan tim menang dari kompetitor!
Bangun strategi content marketing Anda!
Pada intinya, strategi content marketing membicarakan bagaimana caranya agar kita bisa mencapai suatu target marketing tertentu melalui pemasaran konten.
Adapun pemasaran konten tersebut mencakup pembuatan konten yang sekiranya bisa menjual. Selain itu, bagaimana memasarkan konten tersebut agar banyak yang membacanya.
Jadi, patokannya lebih pada isi dan kualitas dari konten. Beda dengan social media marketing ataupun SEO yang lebih menjurus pada penerapan secara teknikal menggunakan tools.
Dengan mempelajari bahkan membangun strategi content marketing, kita bisa membantu membangun brand secara organik dari nol. Brand yang sekiranya unik dan akan memiliki hubungan yang baik dengan konsumennya.
Bukankah konsumen akan lebih percaya dengan brand yang punya voicenya sendiri? Alih-alih hanya mengandalkan membuat konten berdasarkan analisis tools?
Mari bangun brand Anda melalui pengelolaan content marketing, dimana social media voice Anda akan selalu hadir di setiap konten. Bersama Increasink, kita realisasikan!
Increasink sudah memiliki pengalaman selama 10 tahun dengan bisnis perorangan maupun perusahaan. Kami dari Increasink, lebih dari kata siap untuk membantu Anda!
Sumber: Content Marketing Institute | Hubspot | Semrush