Banyak dari kita berpikir bahwa untuk memenangkan marketing di media sosial (medsos) hanya perlu mengandalkan konten berkualitas. Padahal, keyword atau kata kunci juga tidak kalah penting penggunaannya. Pasalnya, sekarang medsos juga mengikuti kaidah search engine optimization (SEO) sebagaimana situs web selama ini.
Buktinya, misal, saat memasukkan kata-kata tertentu ke dalam mesin pencarian Instagram, kita akan menemukan bagaimana akun-akun tertentu dengan otomatisnya bermunculan secara berurutan.
Uniknya, akun-akun tersebut seolah muncul membentuk rankingnya sendiri, yang tampilannya sesuai dengan kata apa yang kita masukkan. Seperti misalnya, tampilan dari hasil pencarian untuk kata “digital marketing” akan berbeda dengan “tips digital marketing”.

Bagaimana? Bukankah ini menunjukkan kalau penggunaan keyword sangat berpengaruh terhadap keterjangkauan akun bisnis Instagram Anda?
Kami mau menambah fakta-fakta lain yang tidak kalah menariknya. Kalau dikutip dari laman WordStream, penggunaan keyword dalam marketing di medsos sangat bermanfaat untuk:
- Memahami karakter, preferensi, dan kebutuhan audiens.
- Mengetahui tren yang sedang diikuti dan diminati audiens.
- Memprediksi jumlah closing produk dan besar conversion rate dari postingan jualan/iklan.
- Mengetahui apa saja keyword yang disukai audiens ketika menemukan sebuah postingan jualan/iklan beserta captionnya. Dengan begitu, Anda dan tim dapat membuat copy yang lebih engaging, menjual, dan optimal.
Dengan begitu, melakukan riset dan menggunakan keyword secara maksimal akan sangat membantu keberhasilan dari strategi social media marketing maupun digital marketing Anda.
Bayangkan, hanya dengan dua atau lebih kata, akun Instagram bisnis Anda bisa berkembang lebih cepat dari seharusnya!
Meski begitu, perlu Anda dan tim perhatikan bahwa cara riset keyword untuk satu medsos beda dengan lainnya
Saat mendengar kata “riset keyword”, mungkin beberapa di antara Anda berpikir bahwa cara penerapannya sama dengan di situs web.
Padahal, pada kenyataannya sangatlah berbeda. Riset keyword untuk satu medsos, belum tentu efektif dan hasilnya bagus apabila diterapkan pada medsos lainnya, seperti contohnya:
- Kueri paling populer di Google bukan berarti juga populer di YouTube, bahkan bisa saja tidak populer sama sekali.
- Perbedaan perilaku pengguna tiap platform. Contoh mudahnya, kebanyakan pengguna di Twitter lebih suka menuliskan opini pribadi ketimbang pengguna di Instagram yang lebih sering mengunggah foto-foto berkualitas tinggi.
- Kueri x interaksi. Seperti kita ketahui, target audiens memasukkan kueri ke dalam mesin pencarian untuk mendapatkan jawaban atas segelintir pertanyaan yang mengendap di dalam kepala. Meski begitu, mereka juga mau terlibat dalam interaksi; berbagi ide dan pendapat dengan sesamanya. Nah, riset keyword Anda dan tim harus menuju kedua hal ini; tidak sebatas mementingkan kueri saja.
Karena itu, pada artikel kali ini kami menyajikan cara riset keyword untuk berbagai platform, yaitu Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube. Supaya Anda dan tim dapat memaksimalkan penggunaan keyword sesuai pada tempatnya.
Tak perlu berlama-lama lagi, kita langsung masuk ke pembahasan dari artikel ini. Check it out!
Riset keyword untuk Facebook

#1 Buat iklan
Dalam dunia bisnis, Facebook sangat dikenal dengan fitur ads pay-per-click yang berpotensi menjangkau banyak audiens dan mendapatkan banyak jumlah klik, di mana produk atau layanan jadi lebih cepat closing dari platform lainnya.
Kami juga sempat membahasnya di sini, bagaimana Facebook Ads dapat membantu mengoptimalkan keterjangkauan dari bisnis e-Commerce.
Meski, pada dasarnya Facebook seperti tidak terlalu mementingkan keyword, tapi jika Anda ubah cara berpikir untuk memanfaatkan keyword dalam hal meneliti karakter dan perilaku target audiens, maka bisnis Anda akan sangat diuntungkan.

Mengingat, pada setting iklannya, Facebook akan meminta Anda untuk menargetkan audiens secara rinci, mulai dari demografis, riwayat kehidupan, hingga hobi dan minat.
Jadi, misal, Anda menjual produk kesehatan berupa suplemen vitamin, dengan target audiens ibu muda dengan ketertarikan yang tinggi terhadap kesehatan fisik.


Mungkin kata kunci “pola hidup sehat” dengan level kompetisi menengah ke tinggi jauh lebih potensial ketimbang kata kunci “yoga” dengan level kompetisi yang sangat tinggi. Meski keduanya sama-sama merupakan kata kunci yang paling banyak dicari oleh target audiens dan sesuai dengan produk Anda.
#2 Buat di mesin pencarian
Meski di Facebook fitur ads pay-per-click lebih menonjol, bukan berarti fitur mesin pencarian Anda dan tim abaikan begitu saja. Akan sangat mungkin bagi target audiens untuk mencari tahu tentang bisnis Anda melalui mesin pencarian.
Kurang lebih penggunaannya seperti contoh di Instagram yang sudah kami paparkan sebelumnya. Misal, kami dari Increasink ingin coba memesan jasa freelance writer melalui mesin pencarian Facebook, dengan memasukkan kata kunci “freelance writer”.

Tampak akan bermunculan rekomendasi pencarian sebagaimana di Google. Menarik, bukan? Dari sini, kami tinggal memilih salah satu di antaranya. Namun, karena ingin pencarian lebih mudah dan cepat, kami memilih kueri paling atas.

Saat kami klik tab “postingan”, akan muncul sebuah halaman di mana banyak postingan baik pribadi maupun di grup seputar freelance writer. Di sinilah kami bisa mendapatkan freelance writer untuk kebutuhan situs web kami.
Nah, Anda dan tim dapat melakukan riset keyword untuk memperluas jangkauan di mesin pencarian. Memilih keyword mana yang lebih baik untuk produk atau layanan Anda, di mana itu membuat akun Anda mudah ditemukan.
Untuk tahu apa saja keywordnya, Anda dan tim bisa melihat seberapa sering postingan dengan keyword yang dituju muncul di halaman “Postingan”.
Misal, di antara keyword “freelance writer” dan “freelance writers”, ternyata postingan dengan keyword “freelance writer” lebih sering muncul ketimbang dengan “freelance writers”. Maka, Anda dan tim bisa memasukkan keyword tersebut ke dalam postingan, alih-alih yang setelahnya.
Riset Keyword untuk Twitter

Beda dengan Facebook, Twitter lebih populer soal keterjangkauan akun melalui mesin pencarian dan seberapa viralnya suatu tagar dalam satu-dua malam secara real time.
Jadi, bagi Anda yang tertarik untuk marketing di Twitter, mengikuti berita terkini dan stay tune di platform tersebut adalah sebuah keharusan.
Kami pernah membahas tentang bagaimana cara membuat postingan di Twitter yang bisa menghasilkan banyak closing, meskipun topiknya baru sebatas untuk bisnis e-Commerce. Namun, tetap saja penggunaannya relevan untuk berbagai macam bisnis. Anda bisa membaca selengkapnya di sini.
Meskipun tagar yang sedang populer dapat ditemukan langsung di Twitter, Anda dan tim tetap dapat mengupayakan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dengan melakukan riset keyword.
Misal, katakanlah berita terkini paling populer di Twitter adalah tentang kebijakan Pertamina. Namun, ternyata fitur “Trends” di Twitter tidak menunjukkan itu sama sekali.

Maka, di sini kita bisa melakukan riset keyword “Pertamina” untuk mencari tahu, kira-kira konten (foto+caption) seperti apa yang disukai oleh target audiens ketika kita membuat konten seputar Pertamina. Dengan cara memasukkan kata “Pertamina” di mesin pencarian twitter.

Dengan demikian, dari meriset keyword, Anda dan tim dapat mengetahui karakteristik dan preferensi target audiens, memperluas jangkauan konten, mempercepat closing, serta meningkatkan popularitas brand dalam sekejap.
Riset keyword untuk Instagram

#1 Buat di mesin pencarian
Meski untuk di Instagram kami sudah memberikan contohnya di awal, tetapi itu penggunaannya baru sebatas untuk di mesin pencarian, di mana Anda dan tim dapat memperluas jangkauan dengan memasukkan keyword dalam bio akun bisnis Instagram.
Supaya lebih mendapat gambaran, kita bisa lanjutkan contoh tadi. Di sini, kami coba mencari akun di posisi teratas melalui fitur “Lihat Semua Hasil”. Kami ingin tahu, kira-kira trik apa yang digunakan oleh akun tersebut, sampai-sampai bisa muncul di halaman eksplor.

Setelah ditelusuri, ternyata ada satu konten di posisi kiri teratas halaman eksplor. Selain mudah ditemukan, konten tersebut mendapatkan banyak sekali jumlah likes!

Saat diklik, ternyata postingan tersebut muncul menjadi sebuah halaman baru yang menunjukkan siapa kreator kontennya.

Dari atas sampai bawah, profil kreator konten tersebut memuat tulisan dengan keyword “Digital Marketing” yang tersebar dengan baik. Cukup satu kali disebut, tapi terkesan natural dan dapat meyakinkan audiens untuk mengikuti akun tersebut.
Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa riset keyword berguna untuk mengetahui apa saja intent dari target Audiens — kenapa sampai akhirnya akun bisa muncul di posisi teratas halaman eksplor, yang ternyata itu disebabkan dari penyebaran keyword di profil dari pemilik akun.
#2 Buat iklan
Untuk ads atau iklan sendiri, meski Instagram berada di bawah naungan perusahaan Facebook, bukan berarti penggunaannya akan sama persis dengan di Facebook, termasuk juga dalam soal melakukan riset keyword.
Meski begitu, Anda dan tim tetap dapat mengoptimalkan efektivitas dari ads melalui captionnya (seperti yang kami bahas di sini), dengan menerapkan teknik copywriting. Bagaimana caranya membuat caption yang bisa menarik orang-orang untuk mau membeli produk kita.
Di sinilah riset keyword dapat memudahkan pekerjaan Anda dan tim. Karena, dengan meneliti apa saja kata yang lebih disukai dan sedang dicari target audiens, Anda dan tim dapat menyusun caption yang menarik dan menjual.
#3 Buat konten
Sedikit mirip dengan di Twitter, di Instagram hashtag juga berguna untuk memaksimalkan jangkauan dari konten.
Bagaimanapun, target audiens tidak melulu mendapati kehadiran akun Anda di halaman beranda. Tidak jarang untuk mereka mencari tahu tentang sesuatu melalui hashtag.
Sangat memungkinkan juga untuk beberapa di antara mereka mengikuti berita terkini terkait topik tersebut, seperti misalnya dengan cara mengikuti hashtag yang berkaitan dengannya.

Seperti pada gambar di atas, dapat dilihat bahwa #tipsdigitalmarketing memiliki 36,4rb postingan dan diikuti oleh akun content.kreative.
Itu artinya, tugas Anda dan tim adalah melakukan riset keyword untuk mencari tagar yang belum banyak digunakan, tapi memiliki peluang besar untuk menjangkau banyak audiens.
Anda bisa memilih hashtag yang menggambarkan konten, niche, dan brand Anda. Pastikan jumlah postingan dari masing-masing hashtag tersebut tidak melebihi jumlah followers akun bisnis Instagram Anda.
Supaya ketika diposting, konten tidak akan tertimbun di antara konten-konten dengan hashtag yang sama dan bisa menjangkau lebih banyak audiens dengan cepat.
Jangan lupa juga untuk memastikan jumlah hashtag untuk tiap kategori. Semisal, untuk hashtag yang menggambarkan konten jumlahnya ada berapa. Sementara untuk niche, barangkali jumlah hastag akan lebih banyak. Dan seterusnya.
Riset keyword untuk Youtube

Kita tahu sendiri bahwa YouTube merupakan aplikasi yang paling sering digunakan setelah Google. Bisa dibayang sendiri, betapa banyaknya konten video baru yang diunggah setiap harinya. Sehingga, Anda dan tim perlu kerja cerdas untuk bisa mengungguli kompetitor, salah satunya dengan menerapkan strategi YouTube marketing secara tepat..
Kami sudah pernah membahas bagaimana menerapkan strategi YouTube marketing di sini. Meski judulnya bertuliskan “bisnis e-Commerce”, tetapi ilmu dalam artikel tersebut bisa diterapkan untuk berbagai macam bisnis.
Namun sayangnya, artikel tersebut baru membahas dari segi isi konten dan cara mempromosikan konten saja. Belum sampai pada tahap bagaimana caranya membuat konten agar bisa menempati posisi teratas di halaman hasil pencarian YouTube.
Padahal, penting sekali namanya untuk menempatkan konten video di posisi teratas. Karena dari situlah konten bisa mendapatkan lebih banyak jangkauan (selain membuat konten bisa muncul di halaman beranda ya, mengingat cara itu dirasa lebih sulit).
Di sinilah Anda dan tim dapat melakukan riset keyword, di mana nantinya keyword ditaruh di dalam nama file video, judul video, deskripsi postingan, konten video, dan tags.
Benar, Anda tidak salah lihat. Anda dan tim harus menempatkan keyword di dalam konten video juga. Itu artinya, ketika Anda dan tim sedang melakukan shooting, keyword harus disuarakan beberapa kali dengan jelas, sampai dirasa bisa terdeteksi oleh sistem YouTube dengan baik.
Menentukan audiens dan mencari tahu apa saja kebutuhan mereka
Perlu diketahui bahwa riset keyword untuk YouTube jauh berbeda dengan di situs web. Untuk tahu apa saja keyword yang relevan, Anda dan tim harus tahu siapa target audiens dan apa saja kebutuhan mereka terlebih dahulu.

Dikutip dari laman MOZ, target audiens di platform YouTube sendiri sebenarnya terbagi menjadi tiga, yaitu mereka yang ingin mendapatkan informasi baru (video tutorial, how to, why, dsb), berencana melakukan hal-hal baru (wisata, hobi, kuliner, dsb), dan ingin membeli produk (review produk, video unboxing, atau demo produk)
Nah, dengan tahu target audiens Anda yang mana, Anda dan tim dapat menentukan keyword apa saja yang sekiranya cocok dengan keadaan, keinginan, dan kebutuhan mereka.
Katakanlah Anda dan tim ingin membuat konten seputar makeup. Berarti untuk keywordnya ada “makeup” itu sendiri, “tutorial” (keyword sekunder yang akan jadi format video), dan “belajar” (keyword sekunder untuk menarik perhatian orang-orang).
Contek punya kompetitor
Setelah menentukan keyword berdasarkan target audiens, Anda dan tim berikutnya dapat memvalidasi keyword tadi dengan mengecek punya kompetitor. Bagaimana mereka menyebarkan keyword dalam postingan video mereka, sehingga bisa menempati posisi teratas di hasil pencarian YouTube atau mendapatkan banyak jumlah views.
Perhatikan secara teliti, apa saja keyword yang ada di judul video, berapa kali keyword disebutkan dalam konten video, berapa kali keyword dituliskan dalam deskripsi postingan, dan sebagainya. Catat semuanya dalam notes Anda dan tim.
Cara ini dapat membantu Anda dan tim untuk tahu keyword mana saja yang sudah banyak ditemukan oleh target audiens, atau dengan kata lain level kompetisinya tinggi.
Selain itu, tahu keyword apa saja yang berpotensi mendapatkan banyak jangkauan tapi jumlah kontennya masih sedikit, sehingga konten video Anda nantinya memiliki peluang untuk mendapatkan banyak jangkauan.
Ini dapat menunjukkan kepada Anda kata kunci mana yang mungkin sudah jenuh di pasar Anda dengan persaingan tinggi, atau mengungkapkan celah di mana ada peluang untuk menyediakan konten.
Sumber: Moz | WordStream