Sebelumnya kita sudah membahas mengenai personal brand secara teoritis, sekarang kita akan mencari tahu cara membuat konten untuk personal brand.
Sering kita jumpai anggapan bahwa konten personal brand harus seperti ini itu. Menjaga citra sebaik mungkin. Bertolak belakang dengan kepribadian diri kita di dunia nyata. Tampilkan baik-baiknya saja.
Pertanyaannya: apakah benar harus sebegitunya?
Jika benar demikian, sungguh menjemukan sekali personal brand itu. Begitu melelahkan dan membebani.
Baca Juga: 5 Mitos Branding Menyesatkan tapi Masih Banyak Dipercaya
Ingin kami katakan bahwa personal brand yang sesungguhnya tidaklah seperti itu.
Betul, Anda tidak salah membaca: tidak seperti itu.
Anda tidak perlu menjadi seorang CEO, pengusaha sukses, atau orang-orang penting untuk bisa melakukan personal brand.
Ingat, setiap orang punya value-nya masing-masing, dan value ini yang membuat orang-orang lain mudah mengingat diri kita.

Jika Anda seorang introvert dan kebetulan Anda menampilkan diri yang seperti itu di hadapan orang-orang, maka mereka pun akan menganggap diri Anda sebagai pribadi yang introvert.
Mungkin Anda pernah melipir ke akun Instagram Fardi Yandi @fardiyandi? Dalam konten-kontennya, ia menampilkan bagaimana kehidupan dan pemikirannya sebagai seseorang yang introvert. Itu pun tercantum dalam bio akun Instagramnya.
Anak-anak muda pun ketika ditanya, “Siapa influencer introvert yang Anda kenal?”. Barangkali akan langsung menjawab Fardi Yandi.
Artinya apa?
Personal brand sifatnya first impression, hanya bisa dilakukan sekali seumur hidup dan akan menempel di benak orang-orang secara permanen.
Value apa yang menonjol dari diri kita, itu menjadi hal yang paling diingat tentang diri kita.
Jika value-mu yang paling menonjol adalah ‘seorang yang introvert’, maka itulah yang paling diingat orang-orang. Meski, katakanlah, Anda punya sisi ‘menyenangkan’ dan ‘humoris’ di luar kesan introvert tadi.
Atau Anda seorang pengusaha bisnis menengah yang sukses? Bisa jadi itu value yang paling diingat orang-orang, baik itu konsumen maupun orang-orang di sekitarmu, tentang dirimu. Meski, mungkin, Anda memiliki sisi ‘orang yang menyenangi dunia akademik’.
Walaupun tidak menutup kemungkinan Anda memiliki cakupan value yang lebih luas lagi, katakanlah ‘orang dengan prestasi dan karier yang cemerlang’. Sehingga, tidak aneh jika Anda mengemas hal tersebut dalam konten-konten Anda.
Jadi, kontennya harus seperti apa?

Harus sesuai dengan value Anda yang paling menonjol dan itu harus dijaga secara konsisten.
Jangan sampai kepribadian Anda berubah-ubah di setiap konten yang Anda buat.
Baca Juga: Apa itu Konten Evergreen & Macam-Macamnya untuk Popularitas Akun Bisnis Anda
Hari ini Anda ceria, besoknya murung, atau bahkan besoknya lagi jadi pribadi yang serius. Itu akan benar-benar membuat bingung dan memusingkan audiens Anda.
Jadilah diri sendiri dari awal, karena impresi orang lain tentang diri kita sangat susah diubah.
Tidak ada aturan khusus konten Anda harus seperti ini itu. Harus seperti kompetitor atau tren sekarang ini biar bisa menjangkau banyak orang. Tidak, tidak harus seperti itu.
Konten Anda adalah gambaran bagaimana diri Anda yang sebenarnya.
Dengan demikian, isi konten, cara pengemasan konten, dan gaya bahasa konten, itu semua tergantung diri Anda masing-masing seperti apa orangnya. Tidak harus sama dengan orang lain, ya. Ingat.
Setiap diri Anda itu unik dan pasti punya basis pengikutnya masing-masing. Sadar atau tidak, banyak orang di luar sana sepemikiran dengan cara pandang Anda dan bahkan menjadi pengagum tersembunyi Anda.
Mau followers Anda barus 1 ribu, 2 ribu, 3.000. Yakinlah bahwa suatu saat nanti Anda akan mendapatkan pasarnya sendiri jika tetap konsisten dengan personal brand Anda dan berinovasi dalam membuat konten-konten sesuai dengan kepribadian Anda.
Bayangkan Anda sedang bercerita dengan orang-orang di sekeliling Anda.
Audiens tentu akan merasa tertarik bilamana cerita Anda jujur dan tidak dibuat-buat, bukan?
Jadi diri sendiri yang bermanfaat

Mereka juga akan lebih menghargai orang yang berbicara tidak hanya tentang dirinya sendiri, tetapi ada manfaatnya juga untuk diri mereka.
Secara naluriah, hampir semua orang tidak menyukai orang yang narsis dan hanya membicarakan tentang dirinya melulu.
Baca Juga: 7 Cara Mudah Mendapatkan Berbagai Ide Konten untuk di Instagram
Mereka menyukai orang yang mudah bersimpati dan berempati dengan diri mereka. Tahu apa saja kebutuhan mereka. Menyampaikan dengan sejuk dan tidak menggurui. Namun, tetap mendidik dan bermanfaat.
Suguhkan konten yang mereka inginkan dengan tetap memasukkan value di dalamnya.
Kunci personal branding adalah konsisten menjadi diri sendiri yang bermanfaat.

Maka, konsistenlah dalam membuat konten yang konsisten.
Buat dan posting konten Anda secara rutin.
Jangan sampai keluar jalur, tetap konsisten di niche Anda.
Pastikan personal brand Anda tetap terjaga dan ada online presence-nya.
Jadilah leaders di niche Anda dengan terus konsisten meningkatkan online presence Anda.
Pertimbangkan untuk memanfaatkan media sosial yang belum Anda sentuh untuk memperluas cakupan online presence.
Tambah selalu pengetahuan Anda tentang digital marketing dan branding untuk memperkuat aplikasi dari personal brand Anda. Seperti misalnya berlangganan dengan Increasink.co.id untuk mendapatkan notifikasi terbaru dari artikel-artikel seputar dua hal tadi.
Jaga reputasi Anda sebaik mungkin. Pikirkan matang-matang apa risiko dan masalah yang akan Anda terima jika ikut-ikutan riding the wave.
Semoga bermanfaat.