Setelah mengetahui apa itu brand equity, pernahkah Anda bertanya-tanya tentang contohnya, terutama seperti brand equity Indomie? Mengetahui brand equity merek besar seperti ini akan membantu Anda memahami konsep itu sendiri secara keseluruhan.
Masih ingatkah Anda apa yang dimaksud dengan brand equity?
Sekilas tentang brand equity

Secara garis besar, brand equity adalah sekumpulan nilai, manfaat, atau keunggulan yang dari merek.
Jadi mudahnya, brand equity adalah bagaimana konsumen mempersepsikan nilai suatu merek berdasarkan nilai, manfaat, atau keunggulan dari merek atau produk yang dia ketahui.
Dengan kata lain, ia adalah hal yang membuat bisnis kita tampak menjual di mata konsumen.
Dalam konteks Indomie, Indomie bisa menjual bukan karena produk atau reputasi merek saja, melainkan nilai, manfaat, atau keunggulan dari merek atau produknya.
Ingat, konsumen membeli suatu produk bukan karena fitur atau produk itu sendiri. Yang mereka beli adalah ‘persepsi’ dari produk itu sendiri.
Pertanyaannya: apa yang membuat Indomie tampak menjual — barangkali — ketimbang kompetitornya?
Itulah yang akan kita kupas pada artikel kali ini.
Namun, sebelumnya kita akan membahas apa faktor-faktor dari brand equity Indomie, kemudian menyimpulkan brand equity-nya secara komprehensif.
Faktor-faktor dari brand equity Indomie

Perlu diketahui sebelumnya bahwa brand equity tidak terbentuk dari satu dua faktor saja.
Seperti tadi sudah dikatakan, brand equity merupakan sekumpulan nilai, manfaat, dan kelebihan dari merek atau produk. Itu artinya, brand equity terbentuk dari sejumlah faktor.
Teori populer mengatakan bahwa kurang lebih ada empat faktor brand equity, yakni brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty.
Berikut penjelasan untuk masing-masing darinya. Beserta apa yang menjadi faktor-faktor darinya.
1. Brand awareness
Brand awareness menunjukkan tingkat kesadaran konsumen dalam mengenali, mengetahui, dan bahkan mengidentifikasi merek.
Berkaca pada fenomena Indomie saat ini, maka brand awareness dari Indomie adalah sebagai berikut:
- Konsumen mampu mengenali merek Indomie dengan baik, bahkan sampai varian-variannya.
- Konsumen mampu mengingat satu atau lebih iklan Indomie dengan baik.
- Konsumen cenderung mengingat merek atau produk sejenis sebagai Indomie.
2. Brand association
Sementara brand association ialah tolak ukur terkait sejauh mana kemampuan konsumen dalam mengingat merek, apakah itu dalam taraf positif atau negatif.
Adapun brand association dari Indomie adalah sebagai berikut:
- Konsumen mengingat Indomie sebagai merek atau perusahaan dengan kredibilitas tinggi
- Konsumen juga mengingat Indomie sebagai produk mie yang dibuat dengan menggunakan teknologi bermutu tinggi.
- Cita rasa yang khas dan variatif juga membuat Indomie diasosiasikan secara positif oleh konsumen mereka.
3. Perceived quality
Adalah persepsi kualitas terhadap produk, perceived value itu.
Jadi bagaimana konsumen memandang mutu suatu produk, apakah baik atau buruk. Mau bagaimanapun, ini akan berpengaruh terhadap tindakan pembelian oleh konsumen.
Apa yang menjadi perceived quality dari Indomie?
- Berkaitan dengan persepsi, orang-orang memandang Indomie jauh lebih berkualitas ketimbang merek-merek lainnya.
4. Brand loyalty
Seperti namanya, brand loyalty menunjukkan sejauh mana konsumen setia dengan produk atau bahkan merek itu sendiri.
Dalam konteks Indomie, berarti:
- Konsumen berkeinginan untuk merekomendasikan Indomie kepada orang lain
- Konsumen tetap memilih untuk mengonsumsi Indomie meskipun harganya naik dan lebih tinggi dari produk sejenis lainnya.
Perbandingan dengan Mie Sedaap
Pertanyaan berikutnya: bagaimana perbandingan Indomie dengan merek sejenis lainnya? Apakah benar brand equity Indomie sedemikian rupa sehingga menjadikannya sebagai top of mind di industri makanan mie instan?
Jawabannya: kita akan mengetahuinya dengan membandingkan brand equity Indomie dengan brand equity Mie Sedaap
Kenapa harus Mie Sedaap?
Oleh karena Mie Sedaap merupakan kompetitor terbesar Indomie saat ini. Sehingga, komparasinya akan apple-to-apple jika dibandingkan dengan Mie Sedaap alih-alih merek sejenis lainnya.
Mau bagaimanapun, sejak kehadiran Mie Sedaap, pangsa pasar Indomie turun secara drastis, dari semula 90 persen menjadi 70 persen, sebagaimana dikutip dari majalah SWA terbitan tahun 2004.
Berikut Increasink rangkumkan perbandingan brand equity Indomie dengan Mie Sedaap. Dimulai dari brand awareness terlebih dahulu.
Dari segi brand awareness
Meskipun keberadaan Mie Sedaap benar mengancam kejayaan Indomie, Indomie sejauh ini masih memiliki brand awareness yang lebih besar ketimbang Mie Sedaap.
Oleh karena merek Indomie sudah dikenal lebih dulu daripada Mie Sedaap. Sudah begitu, menjadi top of mind di kategori makanan mie instan.
Dari segi brand association
Seperti disebutkan sebelumnya, brand association menunjukkan seberapa positif atau negatif konsumen dalam mengasosiasikan nama atau keberadaan merek terkait suatu hal.
Dengan demikian, merek Indomie memiliki brand association yang lebih besar daripada Mie Sedaap.
Alasannya pun sama seperti tadi: karena Indomie sudah muncul dari dulu. Juga, selalu konsisten menepati janjinya.
Dari segi perceived quality
Mengingat perceived quality mencerminkan persepsi konsumen terhadap kualitas produk, maka di sini dapat dilihat mana dipandang lebih baik dari segi produknya.
Dalam konteks ini, Indomie sekali lagi mengungguli Mie Sedaap.
Bukan tanpa alasan kenapa Indomie bisa mengungguli Mie Sedaap sedemikian rupa.
Paling utama, konsumen memandang Indomie sebagai produk mie instan berkualitas.
Barang berikutnya, Indomie telah mendapat kepercayaan lebih dulu ketimbang Mie Sedaap.
Dari segi brand loyalty
Alasannya sama seperti sebelumnya: Indomie memang telah mendapat banyak kepercayaan lebih dulu ketimbang Mie Sedaap.
Tambah lagi, Indomie juga sangat konsisten dalam menepati janjinya kepada konsumen.
(Walau bukan berarti Mie Sedaap tidak memenuhi janjinya secara konsisten. Hanya saja, takarannya jauh lebih besar Indomie ketimbang Mie Sedaap yang muncul belakangan).
Brand equity dari Indomie
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa brand equity Indomie adalah sebagai top of mind di kategori produk mie instan.
Oleh karena, menjadi top of mind, membantu Indomie menguasai pangsa pasar dan terus memperkaya brand equity-nya secara positif.
Itu berarti, mau tidak mau kita harus berupaya menjadikan merek kita sebagai top of mind agar dapat membentuk brand equity yang kuat.
Alhasil dari situ, merek dapat terus disadari keberadaannya oleh target audiens, dan kemudian memperluas pangsa pasarnya dan meningkatkan terus penjualannya secara konsisten.
Bagaimana? Tertarik menjadikan brand Anda kuat di lini industri Anda? Mari konsultasikan dengan Increasink!
Increasink merupakan digital branding agency dengan pengalaman menangani persoalan digital branding perusahaan dan perorangan.
Kami menyediakan layanan brand management seperti brand equity untuk Anda kembangkan dalam bisnis Anda. Silakan klik di sini jika Anda berminat.
Bersama Increasink, membangun bisnis menggunakan teknik storytelling!