Apa iya konsumen mau bayar lebih mahal hanya demi sebuah produk? Bukannya malah suka yang murah-murah?
Pernah melihat produk dari suatu merek dipasang dengan harga begitu tinggi, tapi ternyata sangat laris-manis di pasar? Pernah membandingkannya dengan kompetitor mereka atau minimal dengan bisnis Anda sendiri?
Pasang promo, sudah. Beriklan, sudah. Bahkan hampir setengah mati melakukannya.
Namun, kenapa tidak bisa laku keras seperti mereka yang memasang harga tinggi?
Jawabannya: karena mereka adalah well-established brand yang sudah memiliki konsumen dengan perceived value yang sudah terbentuk.
Apa itu perceived value?

Perceived value adalah suatu nilai non-fisik yang membuat suatu produk tampak lebih superior dari lainnya. Semakin tinggi harganya, semakin tampak mewah, berkelas, dan bermakna produknya bagi si calon pembeli.
Akan ada rasa bangga dalam diri si calon pembeli ketika membeli produk tersebut. Entah karena didasari faktor emosi, sosial, maupun kultur. Sehingga mereka pada akhirnya mau membayar lebih mahal untuk produk tersebut.
Produk seperti apa saja yang membuat orang mau bayar lebih mahal?

Pertama, barang elektronik tertentu.

Menurut studi Changing Consumer Prosperity Nielsen, orang-orang Indonesia rela membayar lebih mahal untuk barang-barang elektronik seperti ponsel, komputer, tablet, dan sebagainya.
Alasannya: kualitas dan fitur dari produk, seberapa mendukung visual produk tersebut, ekspektasi terhadap experience menggunakan produk tersebut, dan rasa bangga yang diperoleh dari memiliki produk dari merek ternama.
Kedua, produk tepat guna dengan label halal.

Apa saja produk tepat guna itu? Ada makanan dan minuman, kosmetik, obat-obatan, fashion, jasa, dan Restoran & Cafe. Orang-orang rela membayar lebih mahal jika produk pada kategori-kategori tadi memiliki label halal.
Alasannya: produk dengan label halal diyakini sangat berkualitas, terjaga kebersihannya, dan terjamin dari segi kesehatan. Dengan kata lain, label halal menjadi nilai tambah tersendiri bagi suatu produk.
Ketiga, produk ramah lingkungan.

Menurut hasil riset kolaborasi antara Boston Consulting Group (BCS) dan Startup Sampingan, orang-orang rela membayar lebih mahal untuk sebuah produk ramah lingkungan, bahkan 50 persen dari seharusnya!
Alasannya: kebanyakan yang sudah sadar isu lingkungan menganggap bahwa masalah lingkungan menyangkut masa depan anak cucu mereka sekaligus kesehatan mereka di masa tua nanti. Dengan demikian, produk ramah lingkungan diposisikan sebagai investasi yang punya nilai lebih.
Artinya apa?

Perceived value dari suatu produk benar mendorong konsumen untuk mau menghabiskan lebih banyak duit untuk membelinya!
Value ekstra yang membuat kita merasa bangga. Merasa menjadi orang penting. Merasa membawa perubahan. Merasa menjadi orang paling berdampak di komunitas.
Dengan demikian, suatu produk bisa dikatakan lebih mahal dari seharusnya bukan dari fungsi atau fiturnya. Melainkan ekspektasi terhadap feeling dan experience apa saja yang akan diperoleh. Mau bagaimanapun juga, keduanya tak berhingga harganya.
Value yang diperoleh = produk + harga
Karena bagi konsumen, value tersebut akan menjadikan mereka menjadi siapa yang mereka inginkan.
Artikel ini bermanfaat? Silakan kunjungi laman ini jika Anda ingin membaca artikel-artikel Increasink lainnya!
Anda juga bisa berlangganan dengan Increasink.co.id untuk mendapatkan notifikasi tentang artikel-artikel terbaru kami. Nantikan update-an dari kami!
Terima kasih dan semoga bermanfaat!
Sumber: Antara Bengkulu | Fortune Indonesia | Tribun