fbpx
logo increasink blog

Cara Membuat Artikel Hard Selling + Strategi Menggunakannya

June 28, 2022

Banyak orang berpikir kalau membuat artikel hard selling tidak sulit untuk dilakukan. Cukup duduk sebentar di depan laptop, kemudian menuliskan deskripsi dan keunggulan dari produk, dan jadilah sebuah tulisan yang menjual. Padahal, pada kenyataannya membuat artikel hard selling tidak segampang itu.

Banyak sekali hal yang perlu Anda perhatikan dalam membuat artikel hard selling, mulai dari pemilihan kata-katanya, cara penulisannya, sampai pada bagaimana mengarahkan audiens untuk mau menjadi konsumen dari produk Anda. Bagaimana? Rumit, bukan?

Pada artikel kali ini kami akan mengajak Anda untuk mencari tahu apa itu artikel hard selling secara mendalam. Serta, menyajikan bagaimana strategi dalam menggunakannya. Check it out!

Apa itu artikel hard selling?

hard selling
Apa itu Artikel Hard Selling? │ Dok. Increasink

Sederhananya, artikel hard selling adalah jenis artikel yang secara terang-terangan mengajak audiens/beriklan untuk segera atau langsung membeli produk dari brand, tanpa basa-basi, terselubung, dan langsung to the point.

Meski terkesan terburu-buru dan memaksa calon konsumennya, artikel hard selling sangat cocok digunakan untuk penjualan dengan jangka waktu yang pendek atau terikat dalam musim puncaknya penjualan. Karena, pada masa seperti itu, konsumen perlu segera diyakinkan untuk segera membeli agar brand tidak kecolongan dengan kompetitor.

Jatuhnya beda sekali dengan artikel soft selling. Di artikel soft selling, brand dapat melakukan aktivitas branding secara terselubung tanpa harus ketahuan oleh konsumen mereka. Fokusnya akan lebih pada membangun hubungan dan brand image yang baik dengan konsumen. Bukan pada bagaimana melakukan closing produk dalam waktu sesingkat mungkin.

Baca Juga  Bolehkah Agama Dijadikan Konten Promosi? Yuk, Belajar dari Kasus Holywings!

Dari segi jangkauan pembaca sendiri, artikel soft selling jauh lebih luas ketimbang artikel hard selling. Artikel hard selling hanya dapat menyasar konsumen yang benar-benar sedang membutuhkannya. Konsumen juga cenderung cepat bosan jika disuguhkan artikel satu ini secara terus-menerus.

Namun, seperti yang kami bilang tadi, artikel hard selling tetap cocok digunakan untuk bisnis Anda. Bahkan, akan semakin efektif mengonversi konsumen apabila dibuatnya secara berkualitas.

Bagaimana cara membuat artikel hard selling yang bagus?

1. Riset, riset, dan riset

hard selling
Riset, Riset, dan Riset │ Dok. Increasink

Calon konsumen Anda hanya butuh waktu sebentar untuk mengetahui apakah artikel Anda worth it untuk dibaca sampai habis atau tidak. Entah dengan melihat judul tulisan ataupun membaca beberapa paragraf awal. Apakah menarik atau tidak. 

Bagaimana cara tahunya?

Riset, riset, dan riset. Riset apa yang tengah menjadi kesukaan audiens Anda. Apa saja artikel hard selling yang dibuat oleh kompetitor sehingga situs web mereka bisa mendapatkan ranking di Google. Juga, riset keyword sebaik mungkin.

Lho, bukannya artikel hard selling hanya menuliskan produk atau iklan langsung to the point, ya? Jadi, tidak perlu melakukan riset?

Justru itu tantangannya. Kita harus membuat bagaimana caranya target audiens mau bersukarela melirik bahkan membaca artikel sampai habis. Dengan topik serinci artikel hard selling, akan sangat sulit untuk mendapatkan pembaca di luar jangkauan selama ini. 

Dengan melakukan riset, Anda dan tim akan terbantu dalam menyusun artikel hard selling yang disukai oleh banyak pembaca.

2. Buat hook yang menarik

hard selling
Buat Hook yang Menarik │ Dok. Increasink

Hook atau pancingan, adalah poin berikutnya yang tidak boleh Anda dan tim lewatkan. Ia berguna untuk mendorong pembaca agar mau mengklik artikel hard selling (judul) dan mau membacanya sampai tuntas (intro tulisan).

Untuk membuat hook yang menarik, Anda dan tim dapat mencari tahu terlebih dulu apa yang dibutuhkan oleh target audiens sehingga akhirnya mau mengklik artikel. Itu bisa mencakup manfaat dari mengetahui topik artikel, fakta menarik dalam bentuk angka, dan lamanya durasi promosi produk berjalan.

Baca Juga  Bagaimana Cara Menerapkan SEO Copywriting untuk Bisnis Anda?

3. Memakai gaya bahasa personal

hard selling
Memakai Gaya Bahasa Personal │ Dok. Increasink

Sedari kecil kita sering diajarkan untuk menulis dengan gaya bahasa formal. Karena dalam dunia akademik, gaya penulisan seperti itu sangat memengaruhi kualitas pembelajaran yang telah kita lalui.

Meski begitu, Anda tidak bisa memukul sama rata dengan penulisan di situs web. Target pembaca Anda adalah masyarakat umum. Kebanyakan dari mereka membaca artikel di situs web dengan harapan mendapatkan informasi dengan mudah. Tidak rumit dan membuat kepala pusing.

Itulah kenapa Anda dan tim sebaiknya menulis dengan gaya bahasa informal, seperti sering menggunakan kalimat aktif, memakai kata-kata panggilan “aku”, “saya”, “kita”, “anda”, dan disesuaikan dengan gaya bahasa target pembaca.

Namun, perlu diingat bahwa pemilihan gaya bahasa juga harus disesuaikan dengan identitas dari brand Anda. Jangan sampai Anda menggunakan gaya bahasa kekinian dan anak muda, tapi brand identity Anda bukanlah seperti itu. Ini bentuk kekeliruan yang sering kali melanda pada kebanyakan brand saat ini.

Kita ambil Increasink sebagai contoh sederhana. Mungkin dari paragraf pertama hingga kalimat ini, Anda sadar bahwa kami tidak menggunakan gaya bahasa kekinian dan kata “aku” dan “kamu”. Itu karena target audiens kami adalah business owners yang sedang mencari tahu tentang digital marketing, bukan anak muda yang suka tren kekinian.

4. Gunakan storytelling

hard selling
Gunakan Storytelling │ Dok. Increasink

Meski kelihatannya hanya menuliskan deskripsi produk, membuat artikel hard selling tetap harus menggunakan storytelling. Tulisan harus dibuat mengalir, antar paragraf pembahasannya saling berkaitan, dan sampai ke paragraf terakhir frasa call to action (CTA) tidak tampak seolah-olah dipaksakan.

Disebutkan oleh Neil Patel dalam situs web pribadinya, pembaca Anda akan sangat suka dengan artikel yang menggunakan storytelling. Mereka rela menghabiskan 520 persen lebih banyak waktu untuk tetap berada di halaman, lho!

5. Tambahkan gambar pendukung

hard selling
Tambahkan Gambar Pendukung │ Dok. Increasink

Anda sendiri pasti tahu betul bahwa pembaca Anda cenderung mudah cepat bosan jika artikel hanya berisi tulisan. Fungsinya menambahkan gambar dalam artikel adalah untuk menyegarkan mata pembaca biar mereka tidak cepat merasa jenuh.

Baca Juga  5 Kesalahan Fatal yang Buat Marketing Campaign Anda Gagal

Selain itu, artikel yang di dalamnya ada gambar juga berpotensi untuk mendapatkan ranking di Google. Karena, dengan adanya gambar, artikel Anda lebih mudah dibaca dan diproses oleh Google. Sehingga dengan begitu, jangkauan artikel Anda bisa lebih luas dari biasanya!

6. Hapus kata-kata yang membuat tulisan jadi kurang efektif

hard selling
Hapus Kata-Kata yang Membuat Tulisan Jadi Kurang Efektif │ Dok. Increasink

Hampir sebagian besar orang yang menulis artikel untuk situs web berpikir bahwa artikel harus dibuat sepanjang mungkin. Sebenarnya, ini tidak masalah. Bahkan akan lebih baik karena Google lebih suka artikel dengan jumlah kata lebih dari 1.000. Namun, akan menjadi sebuah masalah jika artikelnya “dengan sengaja” dibuat panjang.

Maksudnya adalah artikel sengaja dibuat bertele-tele dengan menyebutkan informasi yang sama di beberapa paragraf yang berbeda, sehingga pembaca tidak mendapatkan banyak informasi dari artikel yang dibuat. Selain itu, jatuhnya artikel tidak memerhatikan unsur storytelling sama sekali.

Pembaca Anda sudah sangat jeli dalam membedakan mana artikel yang berkualitas dan tidak. Kurang rapi penulisannya saja, pembaca akan memandang brand kurang profesional atau kredibel. Bisa dibayangkan apakah artikel shareable atau tidak?

7. Tambahkan frasa CTA

hard selling
Tambahkan Frasa CTA │ Dok. Increasink

Ini bagian penting dari artikel hard selling Anda. Apalagi tujuan dari pembuatannya juga untuk mendapatkan banyak closing sesingkat mungkin.

Jadi, buatlah kalimat perintah yang singkat, padat, dan jelas. Tidak ribet, kepanjangan, dan membuat pembaca perlu membacanya berulang kali untuk bisa memahaminya bahkan melakukan perintah Anda.

Dengan begitu, brand Anda akan mendapati sendiri seberapa banyak closing yang diperoleh tepat setelah artikel di-posting.

Cara cepat membuat artikel hard selling

Itulah sekilas cara membuat artikel hard selling, yang ternyata tidak semudah dibayangkan. Anda dan tim perlu memerhatikan beberapa poin dalam melakukannya, supaya artikel bisa mengonversi audiens menjadi konsumen. Bahkan kalau bisa, konsumen mau secara sukarela share artikel ke orang-orang terdekatnya.

Kalau Anda ingin tahu cara cepat membuat artikel hard selling, Anda dapat langsung menghubungi Increasink. Kami menyediakan jasa pembuatan artikel SEO untuk situs web Anda, dan itu sudah termasuk dengan artikel hard selling. Untuk selengkapnya Anda bisa langsung menghubungi kontak yang tertera di situs web kami, ya!

Semoga bermanfaat!
Sumber: Neil Patel

Share this article:

DOWNLOAD

E-book Gratis

Dapatkan berbagai e-book seputar Marketing, Branding, SEO, Social Media secara gratis.

Langganan Newsletter Increasink

Dapatkan beragam artikel tutorial, insight dan tips menarik seputar dunia branding dan digital langsung melalui email Anda.
Berlangganan gratis sekarang!

By entering your email, you agree to our Terms of Service and Privacy Policy.

Anda mungkin suka

Mau meningkatkan Bisnismu di Dunia Digital?

Dapatkan beragam artikel tutorial, insight dan tips menarik seputar dunia branding dan digital langsung melalui email Anda. 

Berlangganan gratis sekarang!

free e-book

Manfaatkan social media trend untuk menjangkau lebih banyak pelanggan melalui media sosial.