Sekarang ini membangun brand atau merek sendiri menjadi impian banyak orang. Potensi untuk menjadi pebisnis sukses dengan tangan sendiri. Kesempatan membesarkan nama pribadi. Siapa tidak tertarik?
Sayangnya, melambungkan nama brand tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Julian Hüner dalam artikel “The 4 Biggest Branding Challenges for Startups and How to Overcome Them” (2017) menyebutkan, sembilan dari sepuluh perusahaan rintisan berakhir gagal. Hal ini karena brand kurang dikenal dan tidak menjawab kebutuhan pasar.
Bukan soal pendapatan tidak berbanding lurus dengan pengeluaran, melainkan akar masalah yakni kekuatan brand tidak diselami sedalam mungkin. Itu pun hanya berfokus membicarakan produk, produk, dan produk. Belum mengemas pesan brand ke dalam iklan dengan baik.
Buktinya, McDonalds dan Burger King sama-sama menjual burger, tapi mereka mengemas pesan kepada konsumen dengan cara yang berbeda, sesuai dengan identitas brand mereka.
Artikel ini hadir untukmu menemukan jalan tepat membangun brand sendiri dalam 3 bulan. Menyediakan 5 cara untuk dijadikan sebagai fondasi utama dalam memperkuat sekaligus memopulerkan brand. Check it out!
1. Membangun brand berarti membuat customer mau mengenalmu. Maka itu, pikirlah apa yang mereka ingat begitu mendengar nama brand mu!

Posisikan dirimu sebagai customer. Ketika membuka Google, apa hal pertama yang dicari? Apakah seputar kehebatan dan prestasi brand mu? Tentu tidak bukan! Kebanyakan darimu akan mencari produk yang ingin dibeli dengan mempertimbangkan testimoni dan ulasan dari pelanggan lain!
Jadi dalam 3 bulan, pelajarilah target pasarmu. Cari tahu karakteristiknya seperti apa. Siapa saja customer potensial di dalamnya. Apakah ada kompetitor-kompetitor lain yang berpotensi mengacaukan stabilitas penjualanmu.
Kemudian, cobalah membangun kesan brand yang baik. Pertimbangkan baik-baik apa kata orang tentangmu dan brand mu. Mau tanggapannya baik atau kurang baik, jadikanlah sebagai sarana pembelajaran untuk kemajuan di masa mendatang!
2. Warna adalah raja

Apakah ketika mendengar Gojek ingatanmu langsung mengasosiasikannya dengan warna hijau? Atau, saat nama McDonalds berbunyi kamu teringat dengan warna merah?
Inilah kekuatan warna dalam brand. Membantumu menyampaikan pesan secara konsisten sembari memperkuat perbedaan antara diri dan kompetitor. Setali tiga uang, hasil studi terbaru Seoul International Color Expo menemukan bahwa 92,6 persen orang menganggap warna penting dalam brand.
Maka itu, pilihlah warna terbaik untuk membantumu mengamplifikasi pesan brand. Pastikan pula warna pilihan akan membuat customer langsung mengingat nama brand mu begitu mereka melihatnya. Bahkan, sebisa mungkin dapat menyentuh alam bawah sadar mereka.
Merah, misalnya, memandangnya dapat mengingatkan customer pada nuansa semangat atau perjuangan. Ada ungu pula sebagai simbol kebijaksanaan dan kemewahan. Putih dengan kesan kedamaian dan kesucian. Tak ketinggalan sejumlah warna lain dengan karakteristiknya masing-masing.
Jangan lupa untuk memastikan bagaimana tulisan dapat terbaca di atas logo dengan pilihan warnamu. Aturlah gaya tulisan sesimpel mungkin namun tidak melewatkan estetikanya.
3. Mengembangkan media sosial = membangun brand

Zaman sudah maju, penggunaan internet semakin masif. Mau tak mau, untuk memenangkan kompetisi kamu harus menyesuaikan diri dengan perilaku pasar.
Yakni menunjukkan eksistensi di media sosial, menerapkan digital branding. Entah dengan mengunggah konten ataupun mengikuti tren. Asal masih sesuai dengan visi dan misi brand.
Manfaatkanlah Instagram untuk memberi dampak kepada audiens dari segi visual. Twitter untuk memperlihatkan langsung sisi humanis dari brand. Tak ketinggalan Facebook untuk mendekatkan diri dengan orang-orang berumur.
4. Tetapkan kepribadian brand

Percaya atau tidak, di 3 bulan pertama kamu tidak bisa membuat brand mu hadir untuk semua orang. Malah, kamu harus menetapkan kepribadian brand agar pesan bisa tersampaikan dengan baik.
Apakah brand memiliki personaliti maskulin, superior, dan elegan? Atau malah ceria, ramah, dan suka mengikuti tren? Ini benar-benar harus kamu tentukan sejak awal supaya bisa menarik customer potensial yang sesuai dengan target brand.
Sekadar informasi, hal ini juga akan berpengaruh terhadap proses mengemas brand di dalam internal tim. Katakanlah kamu memiliki tenaga desainer, fotografer, content writer, dan ilustrator. Nah, dengan kepribadian brand yang sudah ditentukan sedari awal, maka tidak akan ada kekeliruan dalam mengemas brand.
Sudah kepikiran mau kepribadian brand seperti apa tapi masih belum yakin? Butuh teman untuk mendiskusikan dan menetapkan kepribadian brand mu? Tenang, ada Increasink yang siap hadir untuk membantumu!
Kami sudah berpengalaman selama kurang lebih 10 tahun dalam membangun brand banyak perorangan dan perusahaan. Mulai dari penamaan hingga manajemen brand. Dengan tenaga ahli dan pelayanan tercepat, kami siap membantu menyelesaikan masalahmu!
5. Slogan yang catchy adalah kunci dari kesuksesan membangun brand!

Sering mendengar slogan “susu murni nasional”, “indomie seleraku”, atau lainnya? Sadar atau tidak, slogan-slogan ini sudah tertanam di alam bawah sadar kita, ya!
Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa kok bisa seperti itu? Karena, brand di baliknya memikirkan dengan baik cara membuat slogan sesingkat mungkin namun bisa memberikan kesan yang sangat kuat. Dengan harapan bisa mendongkrak brand awareness.
Berani memberi pernyataan sebagai brand terbaik. Menyulap slogan menjadi metafora unik nan catchy. Menggunakan kata-kata yang menggambarkan sikap customer. Serta cara-cara lainnya yang tak mungkin disebutkan satu-satu.
Membangun brand dalam 3 bulan bukanlah perkara mustahil bilamana kita mengetahui trik-trik jitunya lalu mengimplementasikannya langsung pada brand. Tinggal bagaimana kita melakukannya secara konsisten tanpa mengenal rasa lelah!
Keywords: membangun brand, cara membangun brand