Memang sekilas sepertinya tidak ada chemistry di antara LinkedIn dan bisnis e-Commerce…sampai kita mengetahui fakta mengejutkan dari menjamurnya penggunaan LinkedIn untuk bisnis e-Commerce.
Apa yang pertama kali Anda ingat ketika mendengar kata ‘LinkedIn’? Tentu ingatan Anda akan melayang pada fenomena mencari kerja atau konten-konten seputar motivasi bekerja bukan?
Hingga saat ini, Linkedin sudah digunakan oleh 135 juta orang di seluruh dunia, dengan 64 persen di antaranya adalah laki-laki. Sudah mencakup beberapa gelintir pengusaha dengan beragam skala bisnis.
Meski kelihatannya hanya digunakan untuk informasi lowongan kerja, ternyata LinkedIn sudah banyak digunakan untuk kebutuhan bisnis e-Commerce, lho! Mulai dari mencari klien baru hingga mempromosikan produk atau jasa.
Menurut sejumlah sumber, ada beberapa alasan mengapa hingga akhirnya perusahaan memutuskan untuk menggunakan LinkedIn, yaitu: (1) Kesempatan untuk networking dengan klien/vendor/supplier, (2) Meningkatkan kehadiran online, (3) Meningkatkan skor SEO perusahaan maupun profil Business Owners, (4) Menjadi top of mind, dan (5) Peluang berjualan secara organik.
Meski begitu, perlu diketahui bahwa LinkedIn tetap memiliki batasan-batasan dalam penggunaannya, antara lain: (1) Lebih cocok untuk bisnis B2B, (2) Ads tidak terlalu berpengaruh, (3) Potensi banyak spam dalam beberapa grup LinkedIn, dan (4) Butuh adaptasi dalam menggunakannya.
Cara Memaksimalkan LinkedIn untuk bisnis e-Commerce
Bagaimana, apakah LinkedIn cocok untuk bisnis e-Commerce Anda? Ingin segera menggunakannya untuk promosi produk perusahaan? Jika benar demikian, berikut beberapa cara memulainya!
1. Buat profil perusahaan Anda

Jangan salah, profil juga bisa jadi alat marketing Anda, lho! Tapi, dengan syarat Anda benar-benar membuat company profile sedemikian rupa sehingga bisa menggerakkan hati pelanggan potensial untuk mau membeli produk atau jasa Anda.
Coba posisikan diri Anda sebagai mereka. Ketika ingin membeli produk atau jasa, tentu hal pertama yang akan dilakukan adalah mencari tahu kredibilitas dari perusahaan dulu, betul? Itu berarti, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mengisi profil perusahaan selengkap mungkin.
Pelanggan Anda adalah makhluk visual. Maka, jangan sampai lupa memasang foto profil yang menarik, ya. Butuh beberapa detik bagi pelanggan untuk menilai apakah akun perusahaan Anda worthed untuk diikuti atau tidak.
Apakah mengisi profil saja sudah cukup? Tentu tidak. Karena tujuan utama Anda adalah closing atau minimal brand awareness, maka Anda harus menyisipkan call to action (CTA) dalam profil perusahaan. Entah itu di bagian company profile maupun banner — kreasikan sekreatif mungkin.
2. Posting & upload konten berkualitas menarik

Bagi pengguna aktif Linkedin, pasti sudah sering melihat konten mana saja yang jumlah likes-nya banyak. Hampir sebagian besar berupa storytelling + konten visual berkualitas bagus, betul?
Tapi, kedua hal itu saja tidak cukup. Postingan dan konten Anda harus punya value, informasi baru, dan tentunya bermanfaat bagi pelanggan potensial Anda. Juga, ditambahkan kelompok hashtag yang relevan agar profil perusahaan Anda lebih mudah dicari.
Mungkin dari Anda mulai bertanya-tanya, “Kira-kira konten apa saja yang cocok untuk diposting di LinkedIn?” Tak perlu bingung lagi, berikut beberapa konten untuk dibagikan di linimasa Anda:
- Budaya kerja di perusahaan — dokumentasi saat rapat divisi, foto candid karyawan saat bekerja, dsb.
- Penghargaan — testimoni pelanggan, pencapaian di tingkat nasional maupun internasional, dan berita terkait perusahaan.
- Konten-konten bermanfaat — informasi lowongan kerja, rangkuman artikel blog, dan tips/tutorial seputar produk.
- Kuis, diskusi, dan Q&A dengan pengikut perusahaan.
Nanti dengan sendirinya pelanggan potensial (klien/vendor/supplier/orang awam) akan meminta terhubung dengan profil perusahaan Anda kok.
3. Ikuti algoritma LinkedIn

Tahukah Anda? Seperti platform media sosial pada umumnya, LinkedIn juga punya algoritmanya tersendiri, loh!
Nah, ciri-ciri apakah konten/postingan Anda sudah sesuai dengan algoritma atau tidak ditunjukkan dari: (1) Membludaknya jumlah permintaan koneksi, (2) tingginya angka engagement konten/postingan, dan (3) meningkatnya jumlah kunjungan profil.
Sekilas mirip dengan Instagram, ya? Sayangnya, cara kerja di LinkedIn sedikit berbeda. Anda bisa menjangkau lebih banyak pelanggan potensial hanya dengan sekali posting. Tanpa perlu running ads. Ini karena temannya teman Anda — yang belum terhubung dengan perusahaan Anda — punya kesempatan untuk melihat konten Anda.
Mungkin dari Anda juga mulai bertanya-tanya, “Apakah ada trik khusus agar konten/postingan sesuai dengan algoritma?” Berikut beberapa caranya:
- Upload konten/postingan yang dicari banyak pelanggan potensial Anda, sebisa mungkin bisa bikin mereka berkomentar.
- Posting di waktu yang tepat. Di LinkedIn, waktu paling strategis untuk upload adalah hari Senin – Jumat. Untuk jamnya sendiri, Anda harus banyak trial & error.
- Promosikan postingan Anda di platform lainnya.
Itulah beberapa cara optimasi LinkedIn untuk bisnis e-Commerce. Meski sekilas kelihatannya belum terlalu banyak digunakan, namun setidaknya LinkedIn masih berpotensi untuk menumbuhkan bisnis Anda. Tinggal bagaimana Anda mengikuti aturan mainnya sebaik mungkin.
Ingin profil LinkedIn perusahaan Anda dicari banyak calon mitra? Serahkan saja pada Increasink! Kami sudah berpengalaman selama 10 tahun dengan bisnis perorangan dan perusahaan. Kami siap diminta untuk membersamai perjalanan LinkedIn Anda!